Profil Desa Besuki
Ketahui informasi secara rinci Desa Besuki mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Besuki, Lumbir, Banyumas. Mengulas sinergi unik antara masyarakat dengan sumber daya hutan pinus melalui LMDH dan kekayaan mata air. Menganalisis potensi ekonomi dari getah pinus, pertanian terpadu, dan rintisan ekowisata.
-
Simbiosis Ekonomi dengan Hutan Negara
Kehidupan dan perekonomian Desa Besuki sangat erat kaitannya dengan kawasan hutan pinus milik Perum Perhutani, dengan profesi penyadap getah pinus dan pengelolaan melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) menjadi ciri khas utama.
-
Kelimpahan Sumber Daya Air
Desa ini diberkahi dengan banyak sumber mata air yang menjadi aset vital untuk pertanian, kebutuhan domestik, dan memiliki potensi spiritual-budaya, salah satunya yang dikenal sebagai Sendang Panguripan.
-
Diversifikasi Pertanian dan Peternakan
Masyarakat Desa Besuki menunjukkan inisiatif untuk melakukan diversifikasi usaha tani di luar komoditas umum, dengan mengembangkan peternakan kambing dan pertanian tanaman tumpang sari di kawasan hutan.

Di tengah hamparan hijau Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Desa Besuki hadir sebagai contoh nyata dari simbiosis antara komunitas manusia dengan alam sekitarnya. Berbeda dengan desa lain yang mungkin berfokus pada satu komoditas atau lokasi strategis, kekuatan utama Desa Besuki terletak pada hubungannya yang mendalam dengan dua aset alam paling vital: hutan dan air. Dikelilingi oleh kawasan hutan pinus yang dikelola negara dan diberkahi dengan sumber mata air yang melimpah, desa ini membangun model kehidupan yang memadukan kearifan agraris tradisional dengan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Profil ini akan mengupas secara mendalam bagaimana Desa Besuki mengelola potensinya, menghadapi tantangan dan merajut masa depan yang selaras dengan lingkungan.
Jejak Sejarah dan Geografi Desa
Asal-usul nama "Besuki" di Banyumas ini mengundang berbagai interpretasi. Nama ini identik dengan sebuah wilayah penghasil tembakau di Jawa Timur. Namun dalam konteks lokal Banyumas, nama ini bisa jadi berasal dari tokoh sejarah setempat atau merujuk pada "Naga Basuki", sebuah entitas mitologis dalam pewayangan Jawa yang melambangkan kemakmuran, air, dan penjaga bumi. Filosofi ini sangat cocok dengan karakteristik desa yang subur dan kaya akan air.
Secara geografis, Desa Besuki terletak pada area perbukitan dengan lanskap yang didominasi oleh hutan pinus merkusi (Pinus merkusii). Hutan ini bukan milik warga, melainkan kawasan hutan produksi yang dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur. Keberadaan hutan negara ini secara fundamental membentuk sosio-ekonomi dan bahkan tata ruang desa. Batas-batas wilayah Desa Besuki meliputi:
- Sebelah UtaraDesa Cingebul
- Sebelah TimurDesa Dermaji
- Sebelah SelatanDesa Canduk
- Sebelah BaratDesa Lumbir
Fitur geografis vital lainnya ialah kekayaan hidrologisnya. Desa Besuki memiliki banyak sumber mata air yang mengalir sepanjang tahun. Salah satu yang paling dikenal dan memiliki nilai penting bagi masyarakat ialah Sendang Panguripan. "Sendang" berarti mata air atau kolam, dan "Panguripan" berarti kehidupan. Nama ini secara harfiah menegaskan peran sumber air sebagai penopang kehidupan, baik untuk irigasi lahan pertanian, air minum, maupun untuk kebutuhan sehari-hari warga.
Perekonomian Desa: Diversifikasi di Bawah Naungan Pinus
Struktur ekonomi Desa Besuki menunjukkan adanya upaya diversifikasi yang kuat, didorong oleh peluang yang ditawarkan oleh lingkungan sekitarnya.
Getah Pinus sebagai Urat Nadi Ekonomi Hutan
Jika desa tetangganya sangat bergantung pada nira kelapa, maka di Desa Besuki, getah pinus menjadi salah satu urat nadi ekonomi utama. Sebagian besar pria usia produktif di desa ini berprofesi sebagai penyadap getah pinus. Setiap hari, mereka masuk ke dalam kawasan hutan untuk melakukan "penderesan" pada pohon-pohon pinus. Getah yang terkumpul kemudian dijual kepada pihak Perhutani atau mitra kerjanya. Pekerjaan ini memberikan pendapatan rutin yang relatif stabil bagi banyak keluarga dan menjadi contoh langsung pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK).
Pertanian dan Peternakan Terpadu
Meskipun penyadapan getah pinus dominan, sektor pertanian tradisional tetap berjalan. Gula kelapa, padi di lahan sawah tadah hujan, dan palawija menjadi penopang ketahanan pangan. Namun, yang menarik ialah berkembangnya model pertanian dan peternakan terpadu yang memanfaatkan lahan di bawah tegakan pinus (agroforestri).
Masyarakat, melalui kerja sama dengan Perhutani, diizinkan menanam tanaman sela seperti jahe, kunyit, atau kapulaga di antara pohon-pohon pinus. Selain itu, berdasarkan data kegiatan pemberdayaan masyarakat, Desa Besuki juga dikenal sebagai salah satu sentra pengembangan peternakan kambing di Kecamatan Lumbir. Warga memanfaatkan limpahan pakan ternak dari ramban daun di sekitar hutan untuk beternak, menciptakan siklus ekonomi baru yang mengintegrasikan kehutanan, pertanian, dan peternakan.
Kelembagaan Masyarakat: Peran Sentral LMDH
Interaksi antara masyarakat Desa Besuki dengan sumber daya hutan tidak berjalan liar, melainkan diatur dalam sebuah sistem formal yang disebut Perhutanan Sosial. Wadah utamanya ialah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). LMDH Desa Besuki menjadi jembatan krusial antara kepentingan masyarakat dengan kebijakan Perhutani.
Melalui LMDH, masyarakat memiliki hak akses legal untuk mengelola dan memanfaatkan sebagian kawasan hutan. Fungsi lembaga ini meliputi:
- Pengorganisasian Tenaga KerjaMengatur para penyadap getah pinus dan petani penggarap lahan hutan.
- Distribusi ManfaatMemastikan pembagian hasil yang adil dari kegiatan ekonomi di kawasan hutan.
- Upaya KonservasiBerperan aktif dalam menjaga kelestarian hutan, misalnya dengan ikut serta dalam program penanaman kembali, pencegahan kebakaran hutan, dan pengamanan kawasan.
- Pengembangan UsahaMenginisiasi program-program baru seperti pengembangan ekowisata atau pengolahan hasil hutan lainnya.
Keberadaan LMDH yang aktif merupakan modal sosial yang sangat kuat, menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya menjadi objek, tetapi juga subjek dalam pengelolaan sumber daya alam di sekitar mereka.
Pemerintahan Desa dan Pembangunan Berbasis Sumber Daya
Pemerintah Desa Besuki menunjukkan visi pembangunan yang selaras dengan potensi lokalnya. Program kerja yang dirancang melalui musyawarah desa seringkali berfokus pada penguatan ekonomi berbasis sumber daya alam. Dukungan terhadap kelompok-kelompok ternak kambing, fasilitasi pelatihan bagi para petani tumpang sari, serta penguatan kapasitas LMDH menjadi beberapa agenda prioritas.
Selain itu, pemerintah desa juga berupaya mengelola aset vitalnya, yakni sumber air. Perlindungan terhadap area tangkapan air di sekitar Sendang Panguripan dan sumber mata air lainnya menjadi perhatian serius untuk menjamin keberlanjutan pasokan air bersih bagi generasi mendatang. Pembangunan infrastruktur seperti jaringan perpipaan air bersih dari sumber mata air ke pemukiman warga merupakan salah satu realisasi pembangunan fisik yang sangat dirasakan manfaatnya.
Potensi Ekowisata Hutan dan Wisata Spiritual
Kombinasi antara hutan pinus yang asri dan sumber mata air yang jernih membuka peluang besar bagi Desa Besuki untuk mengembangkan sektor ekowisata.
- Wisata Hutan PinusDeretan pohon pinus yang menjulang tinggi dengan suasana yang sejuk dan tenang merupakan modal utama untuk wisata alam. Lokasi ini sangat ideal untuk dijadikan area perkemahan (camping ground), jalur trekking atau bersepeda gunung, serta spot foto yang Instagramable. Dengan pengelolaan yang baik oleh BUMDes atau LMDH, kegiatan ini dapat memberikan pendapatan tambahan yang signifikan bagi desa.
- Wisata Spiritual dan Budaya AirSendang Panguripan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih dari sekadar sumber air. Dengan narasi sejarah dan budayanya, lokasi ini dapat dijadikan tujuan wisata spiritual atau terapi alam. Konsep "wisata sehat" yang berpusat pada ketenangan, air jernih, dan udara bersih sangat relevan dengan tren pariwisata saat ini.
Pengembangan potensi ini harus dilakukan dengan prinsip ekowisata yang ketat, yaitu meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan memaksimalkan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.
Tantangan dan Visi Pembangunan Berkelanjutan
Meski memiliki potensi besar, Desa Besuki menghadapi beberapa tantangan, di antaranya fluktuasi harga komoditas getah pinus yang bergantung pada pasar global, risiko kebakaran hutan di musim kemarau, dan kebutuhan untuk terus meningkatkan keterampilan warga dalam mengelola usaha yang lebih modern.
Visi masa depan Desa Besuki terletak pada penguatan statusnya sebagai desa mandiri yang berdaya saing, dengan tetap mempertahankan kearifan lokal dalam mengelola alam. Tujuannya ialah menciptakan pembangunan berkelanjutan di mana kesejahteraan ekonomi masyarakat berjalan beriringan dengan kelestarian ekosistem hutan dan air.
Desa Besuki, Kecamatan Lumbir, adalah bukti nyata bahwa kemakmuran sebuah desa tidak selalu harus datang dari industri besar atau lokasi di jalur utama. Dengan mengelola secara bijak anugerah alam berupa hutan yang rimbun dan mata air yang hidup, masyarakat Besuki telah membangun fondasi ekonomi dan sosial yang kokoh. Melalui institusi seperti LMDH dan semangat diversifikasi usaha, mereka secara aktif merancang masa depan. Desa Besuki bukan sekadar kumpulan pemukiman di tengah hutan, melainkan sebuah ekosistem kehidupan yang harmonis, tangguh, dan penuh harapan.